Ketika Tugas Menumpuk

Tugas menumpuk bagi seorang maba itu wajar. Tugas dari dosen maupun antek-anteknya (asistennya hihi) terus menghampiri -_-. Mungkin pihak universitas menginginkan kami (maba) membiasakan diri dengan kesibukan-kesibukan ini. Saya pribadi tidak mempermasalahkan hal tersebut. Justru saya menikmatinya. Merangsang otak kita berpikir setiap harinya membuat neuron-neuron otak terus aktif sehingga membuat kita tidak mudah "lupa". Saya menganggap tugas yang menumpuk ini bagai sebuah game, bagaimana kita sebagai player mengatur strategi untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan cepat maupun tepat (problem solving) dan melatih bagaimana memanage waktu dengan efektif.

Ketika dosen telat datang, hal yang paling lumrah dilakukan yaitu berbincang mengenai tugas ini-itu Berbagai macam keluhan keluar dari mulut-mulut kami. Mengeluh mah memang wajar, namun jangan sampai keluhan itu menyita banyak waktu yang seharusnya digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Jadi, saya sebisa mungkin menghindari orang yang banyak mengeluh. Daripada mengeluh, just do it.

Saya berkata demikian bukan berarti saya tidak pernah mengeluh. Namun keluhan-keluhan itu saya kontrol jangan sampai keluhan itu menambah berat beban itu. Saya pernah membaca kutipan dari Mario Teguh tentang seorang pengeluh, kurang lebih kalimatnya seperti ini : seorang pengeluh lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengeluh dibanding menyelesaikan masalahnya dengan segera. Saya tidak ingin termasuk dari kutipan pak Mario di atas -,-

Melalui tugas yang menumpuk ini, salah satu yang dapat saya pelajari yaitu bagaimana cara mereduksi keluhan-keluhan itu. Keluhan itu hanya bisa menambah berat beban. Sekali lagi, saya berkata demikian bukan berarti keluhan itu dilarang, namun jangan sampai keluhan itu banyak menyita aktumu dibandingkan menyelasaikan masalah. . .

"keluhanmu tidak akan membuatmu keluar dari masalah, tapi usahamu yang akan membuatmu keluar dari masalah"

Komentar