MODUL ARCVIEW ILMU UKUR WILAYAH


MODUL ARCVIEW
A. GIS (Geographic Information System)
GIS (Geographic Information System) yang juga dikenal dengan sebutan SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis. Secara umum pengertian GIS sebagai berikut adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. GIS mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada GIS merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Sehingga aplikasi GIS dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti lokasi, kondisi, trend, pola dan pemodelan (Heriyadi, et al., 2011).
GIS dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya. Selain itu, pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya untuk menentukan zona lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada (Rahardja, 2014).
B. Program Software Arcview
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop sistem informasi geografis dan pemetaan. ArcView telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, menjawab query (baik basis data spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya (Puspita, 2012).

Menurut Kurniati (2013), struktur tampilan pada ArcView terdiri dari :
1.      Project: suatu unit organisasi tertinggi di dalam ArcView. Semua dokumen yang terdapat di dalam sebuah project dapat diaktifkan, dilihat, dan diakses melalui project window.
2.      Theme: suatu bangunan dasar sistem ArcView. Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu tematik tertentu.
3.      View: representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa layer atau theme informasi spasial (titik, garis, poligon, dan citra raster).
4.      Table: berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai salah satu poligon batas propinsi) di dalam basisdata spasialnya; setiap kolom (field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry yang bersangkutan.
5.      Chart: hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.
6.      Layout: untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy).
7.      Script: bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan avenue. Dengan avenue, pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface).
C. Transformasi Peta
Transformasi secara umum adalah perubahan suatu bentuk dan ukuran ke bentuk ukuran lain, baik secara fisik maupun non-fisik. Lebih lanjut transformasi berupa perubahan non-fisik, mengingat yang tengah di pelajari adalah gambaran teknik dari obyek permukaan bumi yang di titik beratkan pada masalah posisi. Dengan demikian, transformasi ditekankan pada koordinat titik. Sebagi penerapan pengertian diatas maka transformasi yang dimaksudkan adalah perubahan koordinat obyek dari suatu sistem koordinat lain. Jenis-jenis
sistem koordinat
yaitu sistem koordinat dua dimensi dan sistem koordinat tiga
dimensi (Wahyuni,2011).
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta. Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai elips tiga dimensi atau ellipsoid (Wahyuni, 2011).
D. Digitasi Peta
Digitasi secara umum dapat didefinisikan sebagai proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-objek tertentu seperti jalan, rumah, sawah dan lain-lain yang sebelumnya dalam format raster Pada sebuah citra satelit resolusi tinggi dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi. Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah bidang datar dalam komputer atau dapat disebut sebagai pengubahan data peta hardcopy menjadi softcopy (Andra, 2014).
Menurut Andra (2014), sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain sebagai berikut:
1.      Data Image Raster, dapat berupa peta analog, Image remote sensing dan Image scanning.
2.   Data Tabular, memiliki instrument koordinat yang dapat digunakan sebagai acuan pembentukan image vector (object/feature).
3.   GPS, berasal dari pengambilan data dari GPS. Setiap GPS memiliki karakteristik dalam pengambilan data dan penampilan data kedalam komputer.
Andra (2014), menyatakan bahwa proses digitasi secara umum dibagi dalam dua macam:
1.      Digitasi menggunakan digitizer (zaman dulu tepapi kini hampir tidak lagi). Dalam proses digitasi ini memerlukan sebuah meja digitasi atau digitizer.
2.      Digitasi on screen di layar monitor. Digitasi on screen paling sering dilakukan karena lebih mudah dilakukan, tidak memerlukan tambahan peralatan lainnya, dan lebih mudah untuk dikoreksi apabila terjadi kesalahan. Digitasi on screen dilakukan pada suatu base-layer yang punya referensi spasial.

E. Metode Praktikum
1.      Membuka software ArcView GIS 3.2.
Gambar 1. Membuka Software ArcView
2.      Mengklik Cancel pada kotak dialog Welcome to ArcViw GIS
Gambar 2. Kotak Dialog Welcome to ArcViw GIS
3.      Mengklik File > Extensions
Gambar 3. Mengaktifkan Extensions
4.      Memberi tanda centang untuk Digitizer, Geoprocessing, Graticules and Measured Grids, Image Analysis, IMAGINE Image Support pada kotak dialog Extensions.
Gambar 4. Kotak Dialog Extensions
5.      Mengklik New
Gambar 5. Bagian New
6.      Tampilan View1 akan muncul
Gambar 6. Tampilan View
7.      Mengklik View > Add Themes, kemudian mengambil data yang akan diolah . pada kotak dialog Add Theme, yaitu bantaeng.shp > Ok
Gambar 7. Kotak Dialog Add Theme
8.      Memberi tanda centang agar tampilan peta yang akan diolah aktif
Gambar 8. Mengaktifkan Peta yang Akan Diolah
9.      Memilih simbol Query Builder
Gambar 9. Simbol Query Builder
10.  Pada bagian  Fields  > Kecamatan, klik tanda “=”, kemudian pada bagian Values >  “BANTAENG” > New Set
Gambar 10. Kotak Dialog pada Query Builder
11.  Tampilan View1 menjadi sebagai berikut
Gambar 11. Tampilan View setelah Query Builder
12.   Mengklik Theme > Convert to Shapefile
Gambar 12. Convert to Shapefile
13.  Menyimpan hasil dengan nama yang diinginkan
Gambar 13. Menyimpan hasil setelah Convert to Shapefile


14. Mengaktifkan peta yang sebelumnya telah disimpan dengan cara meberi tanda centang

Gambar 14. Tampilan Peta yang Aktif
15. Mengklik Theme > Edit Legend. Pada kotak dialog Legend Editor, memilih Unique Value pada bagian Legend Type, Kelurahan pada bagian Values Field, dan Pastels pada Color Schemes, kemudian Apply.
Gambar 15. Kotak Dialog Legend Editor
16.  Maka Tampilan View seperti berikut
Gambar 16. Tampilan Peta setelah Pengaturan Legend Editor

17. Mengklik Views > Layout > Landscape pada kotak dialog Template Manager
Gambar 17. Kotak Dialog Template Manager
18. Tampilan Layout1 akan tampak seperti dibawah ini
Gambar 18. Tampilan Layout
19.  Mengklik simbol Graticules and Grids
Gambar 18. Simbol Graticules and Grids
20. Mengklik Next>> pada kotak dialog Graticule and Grid Wizard kemudia mengatur interval grid menjadi 2000 pada bagian Enter a grid interval,   memilih lines pada Display grid as, kemudian mengklik Preview > Finish
Gambar 20. Kotak Dialog Graticules and Grids

21. Maka tampilan View akan seperti dibawah ini dan disimpan dalam  file  JPEG
Gambar 21. Tampilan View setelah Pengaturan Graticules and Grid
22. Menampilkan kembali file yang telah disimpan
Gambar 22. Peta yang Telah Memiliki Koordinat.
23. Menyamakan koordinat lapangan dengan koordinat ArcView dengan perintah Align Tools kemudia membuat empat buah titik disetiap sudut dengan perintah Align Tool dengan memperbesar gambar kemudian mengklik kiri kemudian mengklik kanan (tahan) dan pilih Enter “To” Coordinate
Gambar 23. Proses Menyamakan Kordinat

24. Menyamakan koordinat lapangan dengan koordinat ArcView
Gambar 24. Memasukkan Nilai Koordinat
25. Membuat 4 titik di setiap sudut
Gambar 25. Tampilan setelah Menyamakan Koordinat
26. Memilih menu View > New Theme  untuk membuat poligon di setiap batas kelurahan.
Gambar 26. Kotak perintah New Theme.

27. Memilih Feature type dengan poligon.
Gambar 27. Kotak dialog New Theme.
28. Membuat polygon dengan menyambungkan setiap titik sesuai dengan batas wilayah kelurahan pada peta.
Gambar 28. Membuat Poligon
29. Membuat tabel dengan cara memilih Open > Theme Tabel
Gambar 29. Membuat tabel


30. Memasukkan field baru dengan nama kelurahan.
Gambar 30. Memilih Add File pada menu Edit.
31. Mengisi data di setiap kelurahan.
Gambar 31. Mengisi data pada tabel.
32. Menyimpan tabel dengan memilih Save > Save Project As.
Gambar 32. Menyimpan tabel.

F. Hasil Dan Kesimpulan































G. Daftar Pustaka

 

Andra, O. S. (2014). Digitasi Peta. Padang: Universitas Negeri Padang.
Heriyadi, J., Syafriman, Abeng, A. T., Sukarja, M. I., Hidayat, D. A., Hermanto, H., et al. (2011). Sistem Informasi Geografi. Retrieved Mei 4, 2015, from http://mb.ipb.ac.id
Kurniati, U. (2010). Modul Pelatihan SIstem Informasi Geografis. Bogor: Forest Watch Indonesia.
Puspita, Y. (2012). Penggunaan ArcView GIS 3.3 pada Perancangan Aplikasi SIstem Informasi Geografis Lokasi Sekolah di Wilayah Kota Bogor. Depok: Universitas Gunadarma.
Rahardja, I. (2014). Perpetaan dan SIG. Bandung: UMB.

Wahyuni. 2011. Arti Sistem Transformasi Koordinat dan Sistem Proyeksi Peta pdf. Diakses pada tanggal 1 April 2015, pukul 21.00 WITA.






























J. LAMPIRAN
Gambar 33. Field Defenition


Komentar